MELACAK DAN MEMPERBAIKI RANGKAIAN PENGGERAK RELAY
Artikel kali ini meneruskan posting yang lalu, Pada bagian III ini berisikan cara melacak dan memperbaiki rangkaian penggerak relay, yang berfungsi menggerakkan motor belakang.
Secara umum pada bagian ini terdapat 3 fungsi perintahnya, maju, mundur dan turbo yang dikendalikan oleh tegangan keluaran IC pada kaki No11, 12 dan 10 [RX-2B]
Dengan cara melihat bagian per bagian akan memudahkan pengertian cara kerjanya. Apabila gambar skema rangkaian perintah disederhanakan akan menjadi seperti gambar dibawah ini :
gambar - 1 |
Ini adalah gambar skema untuk satu fungsi perintah. Dimana tegangan keluaran perintah kaki IC melalui sebuah Resistor akan menghidupkan Transistor. Jika transistor ON maka kaki relay akan terhubung ke tegangan negatif dan relay akan ON. Sedangkan relay bertugas memutus dan menyambung aliran tegangan motor sesuai perintah.
Mengetahui cara kerja ini menjadi sangat penting karena dari itulah modal untuk melakukan pelacakan kerusakan dan perbaikan pada rangkaian penggerak relay.
Langkah pelacakan kerusakan :
Periksa relay apakah masih baik atau putus, caranya pernah saya posting artikelnya DISINI
Lepaskan sambungan motor belakang.
Hidupkan remote dan rangkaian penerima, pastikan remote dan baterai dalam keadaan tidak rusak, lihat pada artikel yang lalu. Dibawah ini adalah gambar rangkaian perintah turbo untu sample pengecekan tegangan. Sedangkan perintah maju dan mundur hanya berbeda letak kaki ICnya [tanda panah merah]
gambar-2 |
Tekan contol pengendali maju maka relay akan berbunyi “klik”. Kemudian tekan maksimal pengendali turbo, maka relay berbunyi lagi. Jika relay berbunyi “Klik” berarti rangkaian penggerak relai dalam keadaan normal [tidak rusak]. Ulangi cara ini pada perintah gerak mundurnya. Jika relay tidak berbunyi / bekerja namun relay dalam keadaan baik, maka pengecekan tegangan dilakukan pada titik biru [pada gambar]sebesar 1,5 Volt DC,
Pengecekan tegangan keluaran terdapat pada kaki No10, 11 dan 12 [titik biru]. Caranya dengan menggunakan volt-meter probe merah pada kaki IC dan probe hitam pada tegangan negatip rangkaian. Ketiga pengecekan tegangan tersebut dilakukan secara bergantian, sesuai perintah yang ditekan seperti digambarkan pada gambar dibawah ini.
gambar-3 |
Tekan tuas perintah turbo, tahan, kemudian ukur tegangan pada kaki ic no 12, Perhatikan tegangan yang terukur [ ± 1,5 Volt ]. Karena remote menghidupkan perintah turbo maka hanya salah satu kaki saja yang mengeluarkan tegangan [kaki No.12 saja]. Jika pada kaki No 12 tidak keluar tegangan ukur pada kaki No 11 dan No 10 [masih dalam keadaan tuas perintah turbo ditekan] catat posisi kaki yang keluar tegangan tersebut sebagai keluaran perintah turbo. Jika kaki IC mengeluarkan tegangan pada saat ada perintah turbo maka maka perintah turbo masih bekerja dengan baik.
Cara pengecekan tegangan keluaran maju dan mundur adalah sama dengan cara diatas dengan menekan masing-masing perintah. Sedangan keluaran perintah maju, turbo dan mundur berada pada kaki IC. No.10, No.11 dan No.12 [lihat gambar]
Jika tegangan keluaran untuk masing-masing perintah terukur dan bekerja normal, kemudian relay dalam keadaan baik [ tidak putus ] maka kerusakan terdapat pada transistor penggerak relay [ 8050 atau type lain ]. Kemungkinan lain adalah rusaknya R1 [resistor] namun hal ini jarang terjadi.
Kemungkinan kerusakan lain : jika relay pada masing-masing perintah normal [ ada bunyi “klik”] namun motor tidak bisa berputar maka kerusakan terdapat pada relay atau motor.
Pengecekan : ukur tegangan motor dengan melepas sambungan motor terlebih dahulu. Jalan kan perintah maka akan terukur tegangan keluaran motor [± sama dengan tegangan baterai]. Tegangan tidak akan keluar pada titik sambungan motor jika relay dalam kondisi rusak.[walaupun bisa berbunyi”KLIK”]
Jika tegangan keluaran motor tersebut normal namun motor belum bisa berputar periksa sambungannya.
jika sambungan dalam kondisi baik masih juga belum bisa berputar berarti motor nya yang rusak. Ganti dengan yang baru.
Selesai sudah artikel memperbaiki kerusakan pada RCQD bagian III ini. Semoga artikel ini menjadi sebuah informasi yang berguna dan bisa memberikan sekilas gambaran tentang cara kerja dan pelacakan kerusakan yang sering terjadi pada rangkaian RCQD, dengan harapan bisa membantu pembaca/ hobbies dalam menangani kerusakan yang mungkin dialami..
Sulit bagi saya untuk memaparkan secara teoritis dengan detail.. karena saya hanya praktisi yang kurang menguasai teori detail. Karena hanya berupa catatan hasil dari “oprek-pribadi”, dimungkinkan ada yang terlewatkan dalam artikel ini, koreksi dan saran sangat diharapkan.
WARNING :